Sabtu, 19 Oktober 2013


Kisah perjuangan gadis kecil
Pada suatu hari terdapat satu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan 3 anak. Anak yang pertama bernama Nani, yang kedua bernama Nina, dan yang terakhir bernama Nunu.
            Pada saat disekolah Nina diberi tugas untuk membuat cerita pendek tentang cita-cita, Ninapun teringat dengan kejadian 2 tahun yang lalu, akhirnya Nina membuat cerita pendek. Dua tahun yang lalu ayah Nina meninggal dunia, pada saat itu ibu Nina sedang keluar negeri. Nina bertanya pada dokter, “dok, apa yang terjadi pada ayah? kenapa ayah bisa seperti ini?” dokter yang ditanyai Ninapun  terdiam. Nina berkata dalam hati, “sebenarnya dokter ini tahu atau tidak tahu sama sekali? Kenapa beliau terdiam? MENGAPA?” pertanyaan tersebut membuat Nina termenung. Saat Nina termenung, Nani dipanggil oleh dokter. Dokter tersebut berkata, “kamu anak dari bapak Nono?” Nanipun menjawab “iya, ada apa pak?” dokter tersebut melanjutkan pembicaraannya, “sebelumnya saya minta maaf kepada keluarga anda, saya bener bener minta maaf” Nanipun penasaran dengan perkataan dokter tersebut, kenapa dokter itu berbicara seperti itu? Nanipun memutuskan untuk bertanya pada dokter tersebut. “dok , emangnya ada apa? Kenapa dokter minta maaf?” lalu dokter tersebut bercerita “setahun yang lalu ayah kamu terkena penyakit kanker stadium 2, lalu..” belum selesai dengan cerita tersebut tiba-tiba Nina masuk keruangan tersebut, ternyata Nina sudah mendengar semuanya, Nina menangis dan memarahi dokter tersebut, “Dok, kenapa dokter tega sama kita? Kita salah apa sama dokter? Kenapa dokter tidak memberitahu kita?” Nina bertanya pada dokter tersebut sambil menangis, Nani yang berada tepat didepan dokter menenangkan Nina, “sudahlah Nina, biarkan dokter itu menjelaskannya dulu” “tapi, aku gak mau kak, dokter itu jahat banget, padahal kalau aku tau hal itu aku pasti akan menghabiskan waktu bersama ayah terus, tapi dokter itu gak bilang, malah kita taunya pas ayah sudah meninggal, terus bagaimana cara kita untuk memberitahu ibu kak? Gimana..” belum sampai Nina selesai bicara, Nani langsung merangkul Nina, dan berkata, “sudahlah Nina, ayah sudah meninggal, tolong ikhlaskannya, kasihan ayah nin, nanti kalau kamu marah-marah gini ayah tambah sedih” akhirnya Ninapun terdiam dan bertanya pada dokter, “tadi lanjutan ceritanya bagaimana dok? Maaf tadi saya emosi” dokter itupun berkata, “ begini dek setahun yang lalu ayah kalian ke rumah sakit ini, setelah kami periksa ternyata ayah kalian terkena kanker, saat saya memberitahu pak Nono, beliau memberi pesan ke saya, kalau saya tidak boleh meberitahukannya ke siapa- siapa termasuk keluarganya, karena ayah kalian tidak ingin membuat orang disekitarnya sedih, dan mengkasihaninya, apalagi keluarganya. Lalu setiap bulan ayah kalian selalu mengecek kesehatannya kesini, dan setiap bulan itu pula keaadaan ayah kalian menurun dan kankernya bekembang dengan cepat. Kamipun memberitahu kepada ayah kalian bahwa kalau keadaanya seperti ini terus, beliau dalam waktu 6 bulan akan meninggal. Mendengar hal itu ayah kalian langsung minta untuk dioperasi, tapi kita dari pihak rumah sakit tidak bisa mengoperasi bapak kalian, karena beliau tidak membawa uang sama sekali, akhirnya setelah 4 bulan ayah kalian kita operasi dengan biaya separuh dari harganya. Kita sebagai dokter tidak mau mebuat kesalahan karena biaya, akhirnya dengan terpaksa kita mengoperasi bapak kalian. Setelah itu ternyata saat pengopersian tersebut ada alat yang tertinggal didalam perut bapak kalian, tetapi kami baru tahu hal itu setelah bapak kalian meninggal. Setelah operasipun bapak kalian langsung minta pulang karena bapak kalian tidak mau keluarganya tahu. Begitu dek ceritanya, kami minta maaf karena kesalahan kami bapak kalian jadi seperti sekarang ini, barang kami yang tertinggal tersebut tidak bisa diambil, karena kankernya tumbuh lagi dan menutupi barang tersebut.” Mendengar hal itu Nina langsung menangis sekeras kerasnya, dia tidak menyangka bahwa bapaknya meninggl hanya karena kesalahan dokter tersebut karena hal biaya. Sejak saat itu Nina bercita-cita menjadi dokter yang dermawan.
            Didalam cerita pendek yang dibuat Nina, Nina memberi judul maafkan aku ayah. Nina merasa bahwa itu judul yang sangat tepat. Saat Nina membuat cerpen tersebut adik Nina yang bernama Nunu membacanya dan menangis, Nunu terkejut ternyata ayahnya meninggal karena masalah kecil, karena Nunu nangisnya terlalu keras, ibu Nunupun mendengarnya dan bertanya pada Nunu, “ada apa nu? Kenapa kamu menangis?” Nina yang tahu bahwa ibunya ada disebelahnya langsung menutup laptop tersebut, Nina tidak mau kalau ibunya tahu akan hal itu, tapi itu semua percuma, karena Nunu adik Nina menceritakannya secara langsung ke ibunya. Setelah ibu Nina mendengar hal itu, ibu Nina memanggil Nina dan Nani, ibu bertanya, “mengapa kalian tidak pernah memberitahu ibu tentang hal ini? Kenapa nak? Ibu kecewa sama kalian, masak ibu baru tahu setelah 2 tahun kematian ayah kalian?” Nani menjelaskan, “pada saat itu kita juga syok bu, kenapa dokter tersebut baru memberitahunya setelah ayah meninggal, karena kita terlalu sedih kita gak sanggup cerita ke ibu, bahkan memberitahu ayah meninggal itu sangat sulit untuk kita bu, maafin kami bu. Mendengar hal itu sang ibu terdiam dan langsung masuk kamar mengunci diri. Ninapun menjadi sedih dan menangis, karena cerita Nina belum selesai Nina tidak mengumpulkan hasil cerpen tersebut.
            Seminggu kemudian Nina sudah melupakan hal itu, dan sejak saat itu Nina lebih rajin dalam belajar dan sedekah, Karena tidak mau ada yang bernasib sama seperti ayahnya. Dua tahun kemudian Nina bingung akan melanjutkan ke perguruan tinggi apa? Selain ingin jadi dokter Nina juga ingin menjadi penulis. Ternyata pada saat tes diperguruan tinggi Nina diterima menjadi mahasiswa yang mengambil jurusan kedokteran, mendengar hal itu Nina senang sekali, ternyata saat Nina akan membitahu hal tersebut ke keluarganya, ada orang banyak yang kumpul dirumahnya Nina, Ninapun bingung ini ada apa? Kok semuanya pada kumpul, Ninapun bertanya ke salah satu orang yang ada disana “ini ada apa bu? Kok ramai sekali?” ibu yang ada ditempat tersebut menjawab, “sabar ya ndok, ibunya Nina meninggal” mendengar hal itu Nina langsung pingsan. Nunu dan Nani yang mengetahui hal itu langsung mebawa Nina ke kamar dan berusaha menyadarkannya. Setelah sadar Nina memberitahu ke Nani dan Nunu bahwa Nina keterima di jurusan kedokteran, mendengar hal itu Nani kakak Nina langsung bilang “maafin kakak ya dek, kakak gak sanggup kalau misalnya biayain kamu masuk kedokeran. Karena kakak belum dapat kerjaan dan ibu sama bapak juga sudah gak ada” mendengar jawaban dari kakak, Ninapun menangis dan diapun memutuskan untuk membantu mencari kerja untuk makan setiap harinya. Beberapa hari kemudian Nina menemukan sebuah kertas, saat dia membaca kertas tersebut Nina langsung menangis dan membuang cerpen yang dulu pernah dibuat dan belum selesai. Ternyata ketika membuang cerpen tersebut, ada seorang pemuda yang memungutnya dan membacanya, ketika pemuda tersebut membaca cerpen tersebut, pemuda tersebut langsung mencari Nina, dan menawarkan kepada Nina untuk menjadi penulis, Ninapun tidak percaya dengan hal itu tapi itu memang yang sedang terjadi. Akhirnya Ninapun menjadi penulis. Saat dia melanjutkan menulis sebuah cerpen dia ketiduran dan tiba-tiba ibu dan bapak Nina membangunkan Nina, Ninapun terkejut melihat yang sedang terjadi, dan berkata ke bapak ibunya, “loh, kok ada ibu sama bapak?” ibu Nina menjawab, “tidur aja kamu ini, ayo bangun! Makan! kamu seharian tidur terus aja.” mendengar hal tersebut Nina langsung tersenyum lebar dan memeluk ayah dan ibunya, dia bersyukur ternyata yang tadi itu hanyalah sebuah mimpi.
Nama: Mar’atusholihah
kelas/absen: X MIA 3/ 22


Tidak ada komentar:

Posting Komentar