Kisah perjuangan gadis kecil
Pada
suatu hari terdapat satu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan 3 anak. Anak
yang pertama bernama Nani, yang kedua bernama Nina, dan yang terakhir bernama
Nunu.
Pada saat disekolah Nina diberi tugas untuk membuat cerita
pendek tentang cita-cita, Ninapun teringat dengan kejadian 2 tahun yang lalu,
akhirnya Nina membuat cerita pendek. Dua tahun yang lalu ayah Nina meninggal
dunia, pada saat itu ibu Nina sedang keluar negeri. Nina bertanya pada dokter,
“dok, apa yang terjadi pada ayah? kenapa ayah bisa seperti ini?” dokter yang
ditanyai Ninapun terdiam. Nina berkata
dalam hati, “sebenarnya dokter ini tahu atau tidak tahu sama sekali? Kenapa
beliau terdiam? MENGAPA?” pertanyaan tersebut membuat Nina termenung. Saat Nina
termenung, Nani dipanggil oleh dokter. Dokter tersebut berkata, “kamu anak dari
bapak Nono?” Nanipun menjawab “iya, ada apa pak?” dokter tersebut melanjutkan
pembicaraannya, “sebelumnya saya minta maaf kepada keluarga anda, saya bener
bener minta maaf” Nanipun penasaran dengan perkataan dokter tersebut, kenapa
dokter itu berbicara seperti itu? Nanipun memutuskan untuk bertanya pada dokter
tersebut. “dok , emangnya ada apa? Kenapa dokter minta maaf?” lalu dokter
tersebut bercerita “setahun yang lalu ayah kamu terkena penyakit kanker stadium
2, lalu..” belum selesai dengan cerita tersebut tiba-tiba Nina masuk keruangan
tersebut, ternyata Nina sudah mendengar semuanya, Nina menangis dan memarahi
dokter tersebut, “Dok, kenapa dokter tega sama kita? Kita salah apa sama
dokter? Kenapa dokter tidak memberitahu kita?” Nina bertanya pada dokter
tersebut sambil menangis, Nani yang berada tepat didepan dokter menenangkan
Nina, “sudahlah Nina, biarkan dokter itu menjelaskannya dulu” “tapi, aku gak
mau kak, dokter itu jahat banget, padahal kalau aku tau hal itu aku pasti akan
menghabiskan waktu bersama ayah terus, tapi dokter itu gak bilang, malah kita
taunya pas ayah sudah meninggal, terus bagaimana cara kita untuk memberitahu
ibu kak? Gimana..” belum sampai Nina selesai bicara, Nani langsung merangkul
Nina, dan berkata, “sudahlah Nina, ayah sudah meninggal, tolong ikhlaskannya,
kasihan ayah nin, nanti kalau kamu marah-marah gini ayah tambah sedih” akhirnya
Ninapun terdiam dan bertanya pada dokter, “tadi lanjutan ceritanya bagaimana
dok? Maaf tadi saya emosi” dokter itupun berkata, “ begini dek setahun yang
lalu ayah kalian ke rumah sakit ini, setelah kami periksa ternyata ayah kalian
terkena kanker, saat saya memberitahu pak Nono, beliau memberi pesan ke saya,
kalau saya tidak boleh meberitahukannya ke siapa- siapa termasuk keluarganya,
karena ayah kalian tidak ingin membuat orang disekitarnya sedih, dan
mengkasihaninya, apalagi keluarganya. Lalu setiap bulan ayah kalian selalu
mengecek kesehatannya kesini, dan setiap bulan itu pula keaadaan ayah kalian
menurun dan kankernya bekembang dengan cepat. Kamipun memberitahu kepada ayah
kalian bahwa kalau keadaanya seperti ini terus, beliau dalam waktu 6 bulan akan
meninggal. Mendengar hal itu ayah kalian langsung minta untuk dioperasi, tapi
kita dari pihak rumah sakit tidak bisa mengoperasi bapak kalian, karena beliau
tidak membawa uang sama sekali, akhirnya setelah 4 bulan ayah kalian kita
operasi dengan biaya separuh dari harganya. Kita sebagai dokter tidak mau
mebuat kesalahan karena biaya, akhirnya dengan terpaksa kita mengoperasi bapak
kalian. Setelah itu ternyata saat pengopersian tersebut ada alat yang
tertinggal didalam perut bapak kalian, tetapi kami baru tahu hal itu setelah
bapak kalian meninggal. Setelah operasipun bapak kalian langsung minta pulang
karena bapak kalian tidak mau keluarganya tahu. Begitu dek ceritanya, kami
minta maaf karena kesalahan kami bapak kalian jadi seperti sekarang ini, barang
kami yang tertinggal tersebut tidak bisa diambil, karena kankernya tumbuh lagi
dan menutupi barang tersebut.” Mendengar hal itu Nina langsung menangis sekeras
kerasnya, dia tidak menyangka bahwa bapaknya meninggl hanya karena kesalahan
dokter tersebut karena hal biaya. Sejak saat itu Nina bercita-cita menjadi
dokter yang dermawan.
Didalam cerita pendek yang dibuat Nina, Nina memberi
judul maafkan aku ayah. Nina merasa bahwa itu judul yang sangat tepat. Saat
Nina membuat cerpen tersebut adik Nina yang bernama Nunu membacanya dan
menangis, Nunu terkejut ternyata ayahnya meninggal karena masalah kecil, karena
Nunu nangisnya terlalu keras, ibu Nunupun mendengarnya dan bertanya pada Nunu,
“ada apa nu? Kenapa kamu menangis?” Nina yang tahu bahwa ibunya ada
disebelahnya langsung menutup laptop tersebut, Nina tidak mau kalau ibunya tahu
akan hal itu, tapi itu semua percuma, karena Nunu adik Nina menceritakannya
secara langsung ke ibunya. Setelah ibu Nina mendengar hal itu, ibu Nina
memanggil Nina dan Nani, ibu bertanya, “mengapa kalian tidak pernah memberitahu
ibu tentang hal ini? Kenapa nak? Ibu kecewa sama kalian, masak ibu baru tahu
setelah 2 tahun kematian ayah kalian?” Nani menjelaskan, “pada saat itu kita
juga syok bu, kenapa dokter tersebut baru memberitahunya setelah ayah
meninggal, karena kita terlalu sedih kita gak sanggup cerita ke ibu, bahkan
memberitahu ayah meninggal itu sangat sulit untuk kita bu, maafin kami bu.
Mendengar hal itu sang ibu terdiam dan langsung masuk kamar mengunci diri.
Ninapun menjadi sedih dan menangis, karena cerita Nina belum selesai Nina tidak
mengumpulkan hasil cerpen tersebut.
Seminggu kemudian Nina sudah melupakan hal itu, dan sejak
saat itu Nina lebih rajin dalam belajar dan sedekah, Karena tidak mau ada yang
bernasib sama seperti ayahnya. Dua tahun kemudian Nina bingung akan melanjutkan
ke perguruan tinggi apa? Selain ingin jadi dokter Nina juga ingin menjadi
penulis. Ternyata pada saat tes diperguruan tinggi Nina diterima menjadi mahasiswa
yang mengambil jurusan kedokteran, mendengar hal itu Nina senang sekali,
ternyata saat Nina akan membitahu hal tersebut ke keluarganya, ada orang banyak
yang kumpul dirumahnya Nina, Ninapun bingung ini ada apa? Kok semuanya pada
kumpul, Ninapun bertanya ke salah satu orang yang ada disana “ini ada apa bu?
Kok ramai sekali?” ibu yang ada ditempat tersebut menjawab, “sabar ya ndok,
ibunya Nina meninggal” mendengar hal itu Nina langsung pingsan. Nunu dan Nani
yang mengetahui hal itu langsung mebawa Nina ke kamar dan berusaha
menyadarkannya. Setelah sadar Nina memberitahu ke Nani dan Nunu bahwa Nina
keterima di jurusan kedokteran, mendengar hal itu Nani kakak Nina langsung
bilang “maafin kakak ya dek, kakak gak sanggup kalau misalnya biayain kamu
masuk kedokeran. Karena kakak belum dapat kerjaan dan ibu sama bapak juga sudah
gak ada” mendengar jawaban dari kakak, Ninapun menangis dan diapun memutuskan
untuk membantu mencari kerja untuk makan setiap harinya. Beberapa hari kemudian
Nina menemukan sebuah kertas, saat dia membaca kertas tersebut Nina langsung
menangis dan membuang cerpen yang dulu pernah dibuat dan belum selesai.
Ternyata ketika membuang cerpen tersebut, ada seorang pemuda yang memungutnya
dan membacanya, ketika pemuda tersebut membaca cerpen tersebut, pemuda tersebut
langsung mencari Nina, dan menawarkan kepada Nina untuk menjadi penulis,
Ninapun tidak percaya dengan hal itu tapi itu memang yang sedang terjadi.
Akhirnya Ninapun menjadi penulis. Saat dia melanjutkan menulis sebuah cerpen
dia ketiduran dan tiba-tiba ibu dan bapak Nina membangunkan Nina, Ninapun
terkejut melihat yang sedang terjadi, dan berkata ke bapak ibunya, “loh, kok
ada ibu sama bapak?” ibu Nina menjawab, “tidur aja kamu ini, ayo bangun! Makan!
kamu seharian tidur terus aja.” mendengar hal tersebut Nina langsung tersenyum
lebar dan memeluk ayah dan ibunya, dia bersyukur ternyata yang tadi itu
hanyalah sebuah mimpi.
Nama:
Mar’atusholihah
kelas/absen: X MIA 3/ 22